Senin, 19 Desember 2011

SUMBER DAYA ENERGI


LAPORAN PRESENTASI GEOLOGI LINGKUNGAN:
SUMBER DAYA ENERGI

Sumberdaya merupakan sesuatu yang berguna  dan mempunyai nilai di dalam kondisi di mana kita menemukannya. Meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumberdaya ini meliputi segala potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumber daya alam ini merupakan sumber yang penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Untuk itu, pengelolaan sumber daya alam seharusnya mengacu kepada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan.
Proses terbentuknya sumber daya alam disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
a)      Astronomis, daerah tropik dengan curah hujan tinggi cenderung memiliki banyak ragam jenis tumbuhan.
b)      Geologis, pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik dan pegunungan muda menyebabkan terbentuknya berbagai macam sumber daya mineral yang potensial untuk dimanfaatkan.
c)       Wilayah lautan mengandung berbagai macam sumber daya nabati, hewani, dan mineral antara lain ikan laut, rumput laut, mutiara serta tambang minyak bumi.
Secara umum, sumber daya alam dapat dibagi dalam 3 kelompok utama berdasarkan sifat pembaharuan, yakni :
a)      Sumber daya alam yang dapat diperbaharui / renewable. Merupakan sumberdaya alam yang mampu mengadakan pembentukan baru dalam waktu yang relative cepat. Dengan demikian, sumber daya alam ini tidak dapat habis. Pembaruan bisa terjadi dengan dua jalan, yaitu secara reproduksi atau dengan adanya siklus.
*      Pembaruan dengan reproduksi. Pembaruan ini terjadi pada sumber daya alam hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga jumlahnya selalu bertambah. Sekalipun demikian, bila pengelolaannya tidak tepat, sumber daya alam hayati dapat punah. Sekali spesies hewan dan tumbuhan punah, maka alam tidak dapat memperbarui atau membentuk lagi. Seringkali aktivitas manusia yang kurang bertanggung jawab bisa menyebabkan sumber daya alam hayati menurun kualitas dan keanekaragamannya, misalnya, karena pengaruh pencemaran.
*      Pembaruan dengan adanya siklus. Beberapa sumber daya alam, misalnya air dan udara terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus. Dengan demikian, selalu terjadi pembaruan. Aktivitas manusia seperti berikut dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam.
Contoh : air, tumbuh-tumbuhan, hewan, hasil hutan, dan lain-lain
b)      Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui / non renewable. Sumber daya alam ini terdapat dalam jumlahyang relative statis karena tidak ada penambahan atau pembentukannya sangat lambat bila dibandingkan dengan umur manusia. Pembentukannya memerlukan waktu ratusan tahun bahkan jutaan tahun. Sumber daya alam ini dapat habis. Berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, sumber daya alam ini dibedakan menjadi dua golongan berikut.
*         Sumber daya alam yang tidak cepat habis. Tidak cepat habis karena nilai konsumtif terhadap barang itu relative kecil. Manusia hanya memanfaatkannya dalam jumlah sedikit. Di samping itu, sumber daya ala mini dapat dipakai secara berulang-ulang hingga tidak cepat habis. Contoh : intan, batu permata, serta logam mulia (emas)
*         Sumber daya alam yang cepat habis. Cepat habis karena nilai konsumtif akan barang relatif tinggi. Manusia menggunakan dalam jumlah yang banyak, sehingga sumber daya ala mini akan cepat habis. Di samping itu daur ulangnya sukar dilakukan. Contoh : bensin, gas alam, dan bahan baker lainnya. Contoh : minyak bumi, batubara, timah, gas alam.
c)       Sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya/unlimited. Contoh : sinar matahari, arus air laut, udara, dan lain lain.
Pada laporan kali ini fokus kita hanya pada sumberdaya energy. Sumber daya energi terdiri atas sumber energi yang tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, gambut, dan batu bara serta sumber daya alam lain yang terbarukan seperti tenaga air, panas bumi, tenaga angin, biomassa, dan tenaga suiya. Dilihat dari sumbernya, energi dalam bentuk yang diberikan oleh alam, seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, dan biomassa dikenal sebagai energi primer. Energi dalam bentuk yang sudah siap dipakai oleh konsumen, seperti bahan bakar minyak (BBM), gas bumi, batu bara, dan tenaga listrik dinamakan energi final. Energi yang diperoleh dari hasil tambang meliputi minyak bumi, gas bumi, batu bara, panas bumi, gambut, dan uranium, sedangkan yang bukan dari hasil tambang, antara lain surya, air, biomassa, angin, dan laut.
Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Di samping itu, energi juga merupakan unsur penunjang yang sangat penting dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor lainnya. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan energi dalam jumlah dan mutu yang memadai merupakan upaya yang senantiasa harus menjadi perhatian. Selain itu, energi adalah komoditas yang dapat diperdagangkan atau dieksport sehingga berperan pula sebagai sumber devisa yang penting.
Dengan demikian, energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan proses pembangunan, dan oleh karena itu pembangunan sektor energi harus dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna.

PERMASALAHAN
Sumberdaya energi merupakan kebutuhan pokok dan merupakan komponen mutlak ketika kita ingin membangun sebuah peradaban masyarakat suatu bangsa ataupun dunia saat ini. Ketiadaan sumberdaya energi atau ketidakmampuan suatu masyarakat atau negara dalam menyediakan sumberdaya energi mengakibatkan lemahnya kemampuan suatu masyarakat atau negara tersebut dalam membangun peradabannya. Bahkan bisa berujung kepada terjadinya krisis multidimensi.
Ketergantungan manusia akan bahan bakar fosil sangat tinggi. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil ini tidak hanya sebatas sektor transportasi saja namun juga sektor kebutuhan primer sandang, pangan, dan papan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan krisis energi. Kebutuhan akan energi ini masih akan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kualitas dan taraf hidup masyarakat, serta teknologi. Meskipun pengembangan teknologi bisa saja menekan kebutuhan energi melalui teknologi peningkatan efisiensi penggunaan energi.
Masalah krisis energi sebenarnya merupakan masalah yang relatif terhadap sudut pendang kita dalam memandang satu item sebagai gaya hidup yang memuaskan dan pemilihan sumber energi. Krisis energi saat ini lebih disebabkan karena krisis cadangan minyak bumi, gas alam, dan batubara. Untuk itu perlu ada pengembangan energi alternatif. Krisis ini secara umum akibat adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan energy terhadap permintaan energy.

Kurva diatas menunjukkan peningkatan konsumsi energi pertahun sejak tahun 1975 dan prediksi konsumsi energi hingga tahun 2300. Hingga saat ini konsumsi energi  pertahun dunia adalah 500 x 1015BTU/tahun. Energi ini sebagian besar diperoleh dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga sumber ini tergolong sumber energi yang nonrenewable. Ketika cadangan sumber ini makin menipis, dikhawatirkan terjadi krisis energy


Sumber Daya Energi Terbarukan (renewable energy resources) : is this the next energy?
                Seiring dengan peningkatan kebutuhan sumber daya energi  yang meningkat drastis, inovasi-inovasi baru mengenai sumber daya energi berkembang dengan cepat. Dengan hadirnya inovasi-inovasi baru ini, diharapkan dapat menangani permintaan kebutuhan energi dunia yang sangat besar ddan rumor menyatakan bahwa anya dengan non-renewable energy beberapa tahun lagi krisis energi dunia akan terjadi apabila perusahaan-perusahaan tidak dapat menemukan lokasi/cadangan energi baru. Di Indonesia, makin berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, khususnya minyak bumi, yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi di Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan usaha untuk melestarikan lingkungan, menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari altematif penyediaan energi yang memiliki karakter;
  1. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil, khususnya minyak bumi
  2. Dapat menyediakan energi listrik dalam skala lokal regional
  3. Mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, serta
  4. Cinta lingkungan, dalam artian proses produksi dan pembuangan hasil produksinya tidak merusak lingkungan hidup disekitarnya.

 Sumber energi biomassa, hydropower, angin, dan matahari tergolong dalam sumber energi renewable (terbarukan). Dalam pengembangan sumber energi alternatif, kita bisa saja memanfaatkan sumber energi baik yang renewable mau pun nonrenewable. Meski demikian kita perlu mempertimbangkan berapa lama sumber daya non-renewable mampu men-supply kebutuhan energi dunia dan berapa banyak penduduk dunia yang dapat dipenuhi kebutuhan energinya dengan pemanfaatan sumber energi renewable.
                Sumber daya ini merupakan sumber daya energi yang bersifat dapat diperbaharui dan dirumorkan rendah atau bahkan tanpa emisi. Prinsip kerja pemanfaatan dari sumber daya energi ini lebih didominasi oleh transformasi energi gerak atau panas menjadi energi listrik yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik  sehari-hari. Sumber panas dapat berupa energi cahaya matahari dan panas bumi, sedangkan energi gerak dihasilkan dari perputaran turbin/generator yang digerakkan oleh angin, air, dll.
Berikut adalah contoh-contoh dari Sumber Daya Energi Terbarukan:
1. Energi Surya
Matahari merupakan sumber energi terbesar. Sinar matahari, atau tenaga surya dapat digunakan untuk memanasi, memberikan penerangan, atau mendinginkan rumah atau bangunan lain, menghasilkan listrik, memanaskan air dan bermacam proses industri. Energi surya sendiri tidak memiliki kapasitas besar sebab dibatasi ketersediaan ruang dan biaya pembuatan yang mahal. Meski begitu pengembangan teknologi pemanfaatan energi surya terus berkembang untuk menghasilkan efisiensi pemanfaatan energi surya yang semakin baik.

2. Energi Angin : Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan
3. Energi Air :Air yang mengalir dapat dijadikan energi untuk memutar kincir yang selanjutnya energi tersebut digunakan untuk proses mekanis industri.
4. Energi Biomassa : Biomassa dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dan sebagai bahan bakar transportasi. Biofuels (minyak nabati) juga dapat digunakan sebagai energi terbarukan jika ditanam pada lahan kritis atau marjinal (bukan hutan)
5. Energi Hidrogen : Sekali terpisah dari elemen lainnya, hidrogen dapat digunakan untuk menggerakkan kendaraan, menggantikan gas alam untuk memasak dan memanaskan, juga untuk menghasilkan energi listrik.
6. Energi Panas Bumi : Panas yang terkandung dalam perut bumi menghasilkan uap dan air panas yang dapat digunakan untuk memberikan tenaga pada generator dan menghasilkan listrik. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negara‐negara lain, termasuk Amerika Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non‐listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll
7. Energi Gelombang Laut
Energi dari gelombang lautan dan ombak dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan tenaga panas lautan dapt diubah menjadi listrik.


Peranan Geologi Lingkungan terhadap Sumber Daya Energi
                Kebutuhan sumber daya energi saat ini merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia, terutama industri. Banyak industri-industri saat ini telah mengeksplorasi berbagai jenis sumber energi baik hidrokarbon maupun non hidrokarbon dan telah banyak pula mengembangkan pemanfaatan sumber daya energi yang terbarukan (renewable). Tahapan eksplorasi dan eksploitasi ini juga pastinya akan berdampak pada lingkunga, terlebih lagi dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya energi non-renewable yang memiliki banyak dampak terhadap lingkungan, seperti halnya pencemaran tanah, penurunan muka air tanah, dll. Untuk itu, geologi lingkungan sangatlah penting dalam usaha bagaimana meminimalisir dampak dan memberikan skenario terbaik usaha-usaha pasca eksplorasi dan eksploitasi sehingga dapat dicapai suatu kesetimbangan antara sumber daya energi yang didapat dan faktor lingkungan yang dikembalikan (reklamasi lahan, dsb.). Berikut merupakan poin-poin penting peranan geologi lingkungan dalam usaha pemanfaatan sumber daya energi :
       Menanggulangi terjadinya degradasi lingkungan akibat kegiatan penambangan.
       Membatasi kegiatan pembukaan lahan untuk eksploitasi maupun eksplorasi.
       Untuk pengawasan dan mitigasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas eksplorasi dan eksploitasi
       Memahami dan menyesuaikan batasan-batasan rencana eksplorasi atau eksploitasi yang dipengaruhi oleh lingkungan geologis suatu daerah
       Mengetahui kondisi lingkungan geologis yang tepat untuk pembuangan limbah sehingga bisa mengurangi masalah kontaminasi dan polusi.
       Pemahaman tentang bencana alam dan mengurangi dampaknya pada manusia.
       Dengan manajemen lingkungan yang efektif, maka akan dapat mengurangi dampak negatif dari eksploitasi mineral.
Pada hakekatnya permasalahan lingkungan akan muncul ketika eksploitasi sumberdaya  mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan yang berkelanjutan. Permasalahan lingkungan saat ini telah menjadi isu global dan menjadi perhatian para peneliti maupun para pengambil keputusan. Banyak tempat di muka bumi saat ini kondisi lingkungannya sangat buruk dan sebagian besar dalam kondisi yang kritis. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita jumpai diberbagai belahan bumi, terutama di tempat-tempat dimana eksploitasi sumberdaya energi sudah tidak mengindahkan kelestarian lingkungan dan pengelolaan yang tidak bertanggungjawab.
CASE STUDY: TAR SANDS OIL
                Tar sands oil merupakan unconventional petroelum deposit, suatu kombinasi dari lempung, pasir, air dan bitumen, yaitu suatu campuran minyak mentah berwarna hitam dan memiliki densitas yang tinggi sehingga bersifat lebih berat daripada conventional petroleum deposits. Tar sands dapat ditambang dan diproses untuk mengekstraksi bitumen dengan kandungan minyak yang tinggi dan kemudian disuling untuk mendapatkan minyak mentahnya.  Bitumen-bitumen pada tar sands tidak dapat dipompa seperti pada proses pemboran untuk mendapatkan conventional oil akibat dari sifatnya yang terlalu berat untuk dipompa. Dalam produksi 1  barrel conventional  oil, biasanya dapat dihassilkan sekitar 2 ton tar sands yang merupakan bitumen dari conventional oil itu sendiri. Untuk mengubah minyak yang didapat dari tar sands menjadi cairan, diperlukan 2 – 4x  gas rumah kaca per barel dalam proses steam injection dan
Banyak negara di dunia memiliki deposito besar pasir minyak, termasuk Amerika Serikat, Rusia, dan berbagai negara di Timur Tengah. Namun, deposito terbesar di dunia terjadi di dua negara: Kanada dan Venezuela, yang masing-masing memiliki cadangan tar sands kurang lebih sama dengan total cadangan dunia minyak mentah konvensional. Sebagai hasil dari perkembangan cadangan pasir minyak Kanada, 44% dari produksi minyak Kanada di tahun 2007 adalah dari tar sands, dengan 18% minyak mentah tambahan yang berat, sementara minyak ringan dan kondensat telah menurun sampai 38% dari total.

 
Pemanfaatan®  Pasir tar diangkut ke pabrik ekstraksi, di mana proses air panas memisahkan aspal dari pasir, air, dan mineral. Pemisahan berlangsung dalam sel pemisahan. Air panas ditambahkan ke pasir, dan lumpur yang dihasilkan disalurkan ke pabrik ekstraksi. Pengolahan lebih lanjut menghilangkan sisa air dan padatan. Aspal tersebut kemudian diangkut dan akhirnya ditingkatkan menjadi minyak mentah sintetis.
®  Sekitar dua ton pasir tar yang diperlukan untuk memproduksi satu barel minyak. Setelah ekstraksi minyak, pasir dan bahan lainnya dihabiskan kemudian dikembalikan ke tambang, yang pada akhirnya direklamasi.

Masalah Lingkungan
                Dalam pemanfaatan tar sands ini tentu saja memiliki permasalahan tersendiri di bidang lingkungan, terutama masalah lahan yang dirombak untuk menambang pasir minyak ini. Kebanyakan perusahaan setelah melakukan penambangan telah mereklamasi lahan ini sehingga lahan dapat difungsikan kembali. Hutan yang ditebang untuk membuka lahan dikembalikan kembali secara bertahap dengan proses reboisasi dan usaha usaha yang lainnya.
Masalah yang kompleks muncul dari limbah tar sands itu sendiri, air sisa proses ekstraksi dan gas rumah kaca yang dijumlahkan dalam jumlah besar serta bahan-bahan kimia lain haruslah dibuang dengan sangat aman sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia. Udara juga ikut tercemar akibat dari gas karbondioksida yang dihasilkan. Secara signifikan gas ini akan mengganggu pernafasan dan juga kesetimbangan unsur gas di atmosfer, namun hal ini dapat diminimalisir apabila digunakan catalyzer untuk mengurangi dampak negatif dari gas ini dan juga proses fotosintesis yang membutuhkan CO2 dapat dimanfaatkan. Wood Buffalo Environment Association (WBEA) monitor udara di daerah Buffalo Kayu terus menerus. Hal ini dilakukan melalui berbagai udara, tanah dan program pemantauan manusia. Informasi yang dikumpulkan secara terbuka bersama dengan para masyarakat. Sejak tahun 1995, pemantauan di wilayah pasir minyak menunjukkan perbaikan atau tidak ada perubahan dalam kualitas udara jangka panjang untuk lima polutan kualitas udara kunci - karbon monoksida, nitrogen dioksida, ozon, partikulat halus (PM2.5) dan sulfur dioksida - digunakan untuk menghitung Indeks Kualitas Udara.