Kamis, 20 Oktober 2011

Kondisi Geologi Sungai Boyong-Sungai Code


Kondisi Geologi Sungai Boyong-Sungai Code:
Merapi dan pengaruhnya terhadap sedimentasi

Pendahuluan
                Sungai Boyong dan Sungai Code adalah beberapa sungai yang membelah Yogyakarta. Sungai ini menjadi cukup menarik dan perlu diperhatikan karena Sungai Code yang merupakan salah satu anak dari Sungai Boyong adalah jalur aliran lahar dingin hasil erupsi Merapi dan keberadaanya yang melewati Yogyakarta lah yang membuat sungai ini diwaspadai saat lahar dingin terjadi.  Merapi sebagai hulu dari Sungai Boyong memberikan pengaruh yang sangat dominan terhadap proses fluviatil maupun sedimentasi dari kedua sungai ini,termasuk provenance sedimen-sedimen yang kemudian tertransport dan terendapkan di kedua sungai ini. Untuk itu, sebelum membahas lebih jauh mengenai kondisi geologi kedua sungai ini, diperlukan pemahaman yang cukup terhadap kondisi geologi Gunung Merapi itu sendiri secara regional sehingga dalam interpretasi maupun analisa proses terhadap kedua sungai ini memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi pula. Lalu, apakah pengaruh erupsi Merapi 2010 yang lalu ini berdampak besar terhadap proses fluviatil dan sedimentasi kedua sungai ini?

Kondisi Geologi Gunung Merapi
                Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang aktif di dunia. Strato volcano ini terletak dalam suatu sesar geser besar berarah relatif utara-selatan yang kemudian juga membentuk rangkaian gunung api Ungaran,telomoyo-Soropati,Merbabu, serta Merapi itu sendiri pada bagian paling selatan (Van Bemmelen, 1970). Secara singkat, morfologi Gunung Merapi sendiri terbagi menjadi 3 satuan morfologi (Hendrayana, 1993) yaitu:
1.       Satuan morfologi puncak Gunung Merapi
Dengan ketinggian 1.200-2.663 mdplsatuan ini membentuk lembah-lembah sempit berbentuk “V” yang menunjukkan bahwa daaerah ini berstadia muda dengan tingkat erosi yang relatif vertikal, pola penyaluran radial dan litologi berupa breksi tuff dan endapan vulkanik merapi tua berupa aliran lava andesitic dan basaltic.
2.       Satuan morfologi tubuh Gunng Merapi
Dengan ketinggian 600-1.200 mdpl, pola penyaluran yang berkembang adalah sub-parallel yang airnya dipasok dari air tanah bebas dan merupakan daerah resapan air tanah (recharge area).
3.       Satuan morfologi kaki Gunung Merapi
Dengan ketinggian 400-600 mdpl, satuan ini memiliki pola penyaluran sub-dendritic yang mengalir di atas satuan vulkanik Merapi muda. Sungai-sungai yang ada berfungsi sebagai jalur pengangkutan material hasil erupsi.
Dalam perkembangannya, Stratigrafi  Gunung Merapi (Rahardjo dkk.,1977) dapat terbagi menjadi 2, yaitu :
-          Vulkanik Merapi Tua
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas dan tersusun oleh breksi aglomerat dan leleran lava yang lebih bersifat basaltic daripada Merapi Muda. Berdasarkan dating C-14, vaulkanik ini menunjukkan umur 4.350-2.870 sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989).

-          Vulkanik Merapi Muda
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas dan tersusun atas material rombakan Merapi Tua berupa endapan tufa, pasir, dan breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating C-14 menunjukkan umur 1.700 – 340 tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989).
                Tubuh Merapi pada bagian barat memiliki pola kontur radial yang menunjukkan bahwa bagian ini merupakan bagian gunungapi berstadia muda, sedangkan bagian lain dengan kontur yang menunjukkan stadia dewasa terbiku kuat oleh sesar-sesar dan tererosi lebih lanjut. Sesar-sesar ini merupakan sesar turun berbentuk hiperbolik yang mengarah ke barat (Van Bemmelen,1970).


ΓΌ  Kondisi Geologi Sungai Boyong
                Sungai Boyong merupakan sungai yang terletak pada satuan morfologi kaki gunung merapi yang memiliki elevasi 400-600 mdpl,  pada lereng merapi bagian selatan dan sungai ini secara umum mengalir dari utara ke selatan. Sungai ini merupakan salah satu sungai hasil dari pelepasan recharge area atau pelepasan air tanah hasil resapan dari daerah yang lebih tinggi. Hulu dari sungai Boyong ini secara geografis terletak di Desa Hargobinangun, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten sleman, Yogyakarta.


Endapan sungai yang ditambang warga

Foto 1: Kenampakan Sungai Boyong tanggal 9 April2011
Sumber: Koleksi Eva Mulyaningsih
        Sungai ini memiliki pola penyaluran dendritic  dengan stadia sungai muda dan lembah yang berbentuk “V”. Namun, pasca erupsi Merapi 2010 yang lalu, karena kekuatan erupsi yang cukup besar, material-material erpsi mengikis tebing-tebing sungai dan kemudian material erupsi terendapkan cukup tebal pada sungai itu sendiri sehingga nampak seakan-akan lembah sungai berbentuk “U” dengan stadia dewasa. Aliran pada sungai ini cenderung membentuk suatu aliran “braided stream”  atau teranyam karena sungai ini mengendapkan material dimanapun saat sugai tak mampu lagi membawanya untuk ditransportasikan ke arah hilir.
Sungai Boyong yang merupakan bagian hulu telah mengalami proses erosi dan sedimentasi yang cukup ekstrim karena banjir lahar beberapa waktu yang lalu yang memiliki kecepatan arus sangat tinggi dengan kompetensi sungai yang tinggi pula. Material-material yang dibawa berasal dari zona proximal masih bersifat kental, menunjukkan bahwa terjangan lahar Merapi yang terjadi beberapa waktu yang lalu sangatlah hebat yang terlihat dari bongkah-bongkah batuan yang sangat besar yang tertransport oleh lahar tersebut. Pada beberapa aliran sungai, terlihat dasar sungai yang tertutup oleh sulfur berwarna kuning yang berasal dari Gunung Merapi.
Di bagian tebing sungai terlihat endapan dengan sifat matrix supported, sortasi yang buruk, dan terlihat fragmen berukuran boulder yang mengambang di matrix yang halus. Hal ini berarti bahwa fluida yang terjadi sangatlah kental hingga mampu mengambangkan fragmen berukuran boulder ini. Fragmen dengan bentuk butir sub-angular ini menunjukkan fragmen belum tertransport sangat jauh dari sumbernya.

Pada Sungai ini juga terdapat beberapa sabo dam yang dibangun di atas endapan fluviovulkanik hasil erupsi sebelumnya dan berfungsi menahan terjangan lahar Merapi  namun sudah putus karena terjangan lahar Merapi.
Stratigrafi
                Sungai Boyong mengalir pada satuan morfologi kaki Gunung Merapi, dan stratigrafi dari Sungai Boyong ini sendiri juga merupakan stratigrafi Merapi yang terdiri atas Vulkanik Merapi Tua dan Vulkanik Merapi Muda (Rahardjo dkk.,1977).
-          Vulkanik Merapi Tua
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas dan tersusun oleh breksi aglomerat dan leleran lava yang lebih bersifat basaltic daripada Merapi Muda. Berdasarkan dating C-14, vaulkanik ini menunjukkan umur 4.350-2.870 sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989).

-          Vulkanik Merapi Muda
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas dan tersusun atas material rombakan Merapi Tua berupa endapan tufa, pasir, dan breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating C-14 menunjukkan umur 1.700 – 340 tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989).
McDonald dan Partners (1984) membagi satuan ini menjadi 2, yaitu Formasi Sleman dan Formasi Yogyakarta.
a.       Formasi Sleman, terdiri atas pasir dan kerikil yang diselingi bongkah dan merupakan kenampakan bagian bawah dari vulkanik merapi muda.
b.       Formasi Yogyakarta, yang terdiri dari perselingan pasir, kerikil, lanau, dan lempung. Formasi ini merupakan kenampakan bagian atas dari Vulkanik merapi Muda.
Potensi positif dari sungai ini adalah sebagai lokasi penambangan material bahan galian golongan C, karena memang terdapat banyak pasir yang dibawa oleh lahar Merapi. Sedangkan potensi negatif daerah ini adalah rawan terjadi gerakan masa seperti tanah longsor pada tebing sungai yang sangat curam serta ancaman dari banjir lahar yang sangat berbahaya jika terjadi erupsi.

Provenance
                Provenance dari Sungai Boyong ini tentu saja berasal dari hasil hasil lapukan ataupun transportasi material-material Gunung Merapi. Dan untuk endapan yang dominan saat ini adalah hasil dari erupsi Merapi tahun 2010 (Merapi muda) yang terendapkan di atas endapan-endapan fluviovulkanik sebelumnya. Material-material ini beragam ukurannya, mulai dari bongkah hingga berukuran pasir. Mineral-mineral seperti hornblenda, kuarsa, feldspar, biotit, serta mineral-mineral lainnya hadir sangat melimpah dengan ukuran butir pasir kasar-pasir medium. Litik berwarna abu-abu kehitaman dengan tekstur porfiroafanitik juga hadir mulai dari ukuran pasir hingga kerakal. Andesite porphyry, pumice, scoria juga terdapat pada sungai Boyong yang juga berasal dari hasil erupsi Merapi. Kehadiran boulder yang cukup melimpah menandakan bahwa arus dari lahar sangat;ah pekat dan berenergi tinggi. Material-material ini bersifat intermediet, sesuai dengan tipe magma merapi saat ini dan dengan kehadiran pumis serta skoria menunjukkan bahwa tipe erupsi yang terjadi juga eksplosif, namun untuk provenance secara keseluruhan, material-material yang ada di Sungai boyong berasal dari vulkanik Merapi tua dan vulkanik Merapi muda yang juga tergambar dalam stratigrafi Sungai Boyong itu sendiri.
 


ΓΌ  Kondisi Geologi Sungai Code
                Sungai Code adalah sungai yang membelah Yogyakarta dan merupakan anak dari Sungai Boyong. Sungai ini mengalir dari utara ke selatan yang kemudian bergabung dengan Sungai Opak yang kemudian mengalir menuju ke Samudra Hindia. Sungai Code ini memiliki pola penyaluran dendritik dengan stadia sungai yang telah menuju ke arah dewasa atu bahkan sudah dewasa wal. Meandering sudah terjadi pada sungai ini sehingga dapat juga ditemukan morfologi-morfologi seperti cut off slope, slip off slope serta endapan-sendapan sungai seperti point bar dan channel bar. Saat ini, ketinggian tebing sungai dari permukaan sungai adalah 0,5 – 3 meter dan lebar sungai yang mencapai kurang lebih 10-15 meter.  Pada saat air meluap, aliran sungai ini nampak bergelombang, hal ini disebabkan oleh adanya material-material yang ada di dasar sungai yang secara perlahan ikut bergerak dan kemudian mengangkat air diatasnya memberntuk geolombang-geolmbang seperti yang terlihat.
Foto 4: Sungai Code yang terlihat dari Desa Wonokromo
Sumber : Koleksi Betzy Nella Redinoviria
Stratigrafi
                Stratigrafi dari Sungai Code ini didominasi oleh Vulkanik Merapi Muda yang berasal dari hasil rombakan material vulkanik Merapi Tua seperti breksi, pasir dan tuff yang kemudian bergabung dengan endapan-endapan dari vulkanisme Merapi muda itu sendiri pada bagian atasnya.
·         Vulkanik Merapi Muda
Berumur Pleistosen atas dan tersusun atas material rombakan Merapi Tua berupa endapan tufa, pasir, dan breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating C-14 menunjukkan umur 1.700 – 340 tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989), terbagi menjadi :
a.       Formasi Sleman, terdiri atas pasir dan kerikil yang diselingi bongkah dan merupakan kenampakan bagian bawah dari vulkanik merapi muda.
b.       Formasi Yogyakarta, yang terdiri dari perselingan pasir, kerikil, lanau, dan lempung. Formasi ini merupakan kenampakan bagian atas dari Vulkanik merapi Muda. (McDonald dan Partners, 1984)
Potensi positif dari sungai ini adalah sebagai lokasi penambangan material bahan galian golongan C dan juga sebagai pengairan dan sumber air yang cukup penting bagi masyarakat Yogyakarta. Sedangkan potensi negatif daerah ini adalah ancaman dari banjir lahar yang sangat berbahaya jika terjadi erupsi.

Provenance
Provenance dari endapan-endapan yang dibawa oleh Sungai Code merupakan material-material rombakan Merapi yang telah mengalami proses transportasi dan sedimentasi sebelumnya oleh Sungai Boyong dan untuk endapan yang dominan saat ini adalah hasil dari erupsi Merapi tahun 2010 (Merapi muda). Provenance juga berasal dari rombakan-rombakan formasi yang ada pada Sungai Boyong dan Sungai Code itu sendiri berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung. Jadi sebenarnya provenance Sungai Code berasal dari Merapi Tua dan juga Merapi Muda, namun kemungkina  telah didominasi oleh Merapi Muda.
Saat ini, unconsolidated material  yang terdapat pada Sungai Code didominasi oleh material-material fluviovulcanic berukuran kerakal-pasir (pada Sungai Code bagian atas) yang kemudian menghalus menjadi material berukuran pasir pada Sungai Code bagian tengah-bawah sebelum akhirnya masuk ke Sungai Opak. Material berukuran pasir didominasi oleh mineral-mineral berupa kuarsa, hornblenda, feldspar dan juga litik yang berasal dari hancuran/rombakan batuan-batuan Merapi. Kerakal juga terdapat pada Sungai Code bagian atas dengan jumlah yang cukup melimpah dan kerakal ini juga merupakan pecahan-pecahan batuan yang telah ada sebelumnya yang kemudian tertransport oleh sungai ataupun pada saat banjir lahar terjadi. Dibandingkan dengan material yang ada di Sungai Boyong, endapan-endapan pada Sungai Code rata-rata memiliki ukuran butir yang lebih kecil dimana pada Sungai Code didominasi oleh material berukuran pasir dan keterdapatan kerakal yang semakin sedikit dan pada Sungai boyong didominasi oleh pasir namun terdapat boulder-boulder yang merepresentasikan kekuatan terjangan lahar itu sendiri.
It Should Be Like This :
Gambaran umum hubungan Merapi-Kali Boyong-Kali Code

Merapi
Main provenance


-       Merapi Muda



-       Merapi Tua









RESULT :
Kali Boyong
-          Dominasi pasir dan kerakal
-          Boulder cukup melimpah
-          Stadia muda, lembah “V”

Decreasing grain size of sediments









Kali Code
(Bagian atas)
-          Stadia dewasa, lembah mulai “U”
-          Dominasi pasir
-          Kerakal cukup banyak





Kali Code
(Bagian bawah)
-          Meandering
-          Stadia dewasa, lembah “U”
-          Dominasi pasir
-          Kerakal hampir tidak ada





REFERENSI

Rizkiawan, Shandy Nandya, 2011, Laporan Fieldtrip Geomorfologi (Daerah Merapi – Kulon Progo dan Sekitarnya),  Yogyakarta: Tidak dipublikasikan

Srijono, Salahuddin Husein, Ev. Budiadi, 2011, Buku Ajar Geomorfologi, Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

www.scribd.com/doc/50258474/Kondisi-Geologi-Sungai-Boyong, diakses pada tanggal 20 September 2011 pukul 20.30 WIB

www.scribd.com/doc/50672358/KONDISI-GEOLOGI-SUNGAI-CODE, diakses pada tanggal 20 September 2011 pukul 20.30 WIB