Kondisi Geologi Sungai Boyong-Sungai
Code:
Merapi dan pengaruhnya terhadap sedimentasi
Pendahuluan
Sungai Boyong
dan Sungai Code adalah beberapa sungai yang membelah Yogyakarta. Sungai ini
menjadi cukup menarik dan perlu diperhatikan karena Sungai Code yang merupakan
salah satu anak dari Sungai Boyong adalah jalur aliran lahar dingin hasil
erupsi Merapi dan keberadaanya yang melewati Yogyakarta lah yang membuat sungai
ini diwaspadai saat lahar dingin terjadi. Merapi sebagai hulu dari Sungai Boyong
memberikan pengaruh yang sangat dominan terhadap proses fluviatil maupun
sedimentasi dari kedua sungai ini,termasuk provenance
sedimen-sedimen yang kemudian tertransport dan terendapkan di kedua sungai
ini. Untuk itu, sebelum membahas lebih jauh mengenai kondisi geologi kedua
sungai ini, diperlukan pemahaman yang cukup terhadap kondisi geologi Gunung
Merapi itu sendiri secara regional sehingga dalam interpretasi maupun analisa
proses terhadap kedua sungai ini memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi
pula. Lalu, apakah pengaruh erupsi Merapi 2010 yang lalu ini berdampak besar
terhadap proses fluviatil dan sedimentasi kedua sungai ini?
Kondisi Geologi Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api yang aktif di dunia.
Strato volcano ini terletak dalam
suatu sesar geser besar berarah relatif utara-selatan yang kemudian juga
membentuk rangkaian gunung api Ungaran,telomoyo-Soropati,Merbabu, serta Merapi
itu sendiri pada bagian paling selatan (Van Bemmelen, 1970). Secara singkat,
morfologi Gunung Merapi sendiri terbagi menjadi 3 satuan morfologi (Hendrayana,
1993) yaitu:
1.
Satuan morfologi puncak Gunung Merapi
Dengan ketinggian 1.200-2.663 mdplsatuan ini membentuk
lembah-lembah sempit berbentuk “V” yang menunjukkan bahwa daaerah ini berstadia
muda dengan tingkat erosi yang relatif vertikal, pola penyaluran radial dan
litologi berupa breksi tuff dan endapan vulkanik merapi tua berupa aliran lava andesitic dan basaltic.
2.
Satuan morfologi tubuh Gunng Merapi
Dengan ketinggian 600-1.200 mdpl, pola penyaluran yang berkembang
adalah sub-parallel yang airnya
dipasok dari air tanah bebas dan merupakan daerah resapan air tanah (recharge area).
3.
Satuan morfologi kaki Gunung Merapi
Dengan ketinggian 400-600 mdpl, satuan ini memiliki pola
penyaluran sub-dendritic yang
mengalir di atas satuan vulkanik Merapi muda. Sungai-sungai yang ada berfungsi
sebagai jalur pengangkutan material hasil erupsi.
Dalam perkembangannya, Stratigrafi
Gunung Merapi (Rahardjo dkk.,1977) dapat terbagi menjadi 2, yaitu :
-
Vulkanik Merapi Tua
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas
dan tersusun oleh breksi aglomerat dan leleran lava yang lebih bersifat
basaltic daripada Merapi Muda. Berdasarkan dating
C-14, vaulkanik ini menunjukkan umur 4.350-2.870 sebelum 1950 (Wirahadikusumah,
1989).
-
Vulkanik Merapi Muda
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas
dan tersusun atas material rombakan Merapi Tua berupa endapan tufa, pasir, dan
breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating
C-14 menunjukkan umur 1.700 – 340 tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah,
1989).
Tubuh Merapi
pada bagian barat memiliki pola kontur radial yang menunjukkan bahwa bagian ini
merupakan bagian gunungapi berstadia muda, sedangkan bagian lain dengan kontur
yang menunjukkan stadia dewasa terbiku kuat oleh sesar-sesar dan tererosi lebih
lanjut. Sesar-sesar ini merupakan sesar turun berbentuk hiperbolik yang
mengarah ke barat (Van Bemmelen,1970).
ΓΌ
Kondisi Geologi Sungai Boyong
Sungai Boyong merupakan sungai yang terletak pada satuan morfologi
kaki gunung merapi yang memiliki elevasi 400-600 mdpl, pada lereng merapi bagian selatan dan sungai
ini secara umum mengalir dari utara ke selatan. Sungai ini merupakan salah satu
sungai hasil dari pelepasan recharge area
atau pelepasan air tanah hasil resapan dari daerah yang lebih tinggi. Hulu dari
sungai Boyong ini secara geografis terletak di Desa Hargobinangun, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten sleman, Yogyakarta.
|
Endapan
sungai yang ditambang warga
|
Foto 1: Kenampakan Sungai Boyong tanggal 9
April2011
Sumber: Koleksi Eva Mulyaningsih
Sungai ini memiliki
pola penyaluran dendritic dengan stadia sungai muda dan lembah yang
berbentuk “V”. Namun, pasca erupsi Merapi 2010 yang lalu, karena kekuatan
erupsi yang cukup besar, material-material erpsi mengikis tebing-tebing sungai
dan kemudian material erupsi terendapkan cukup tebal pada sungai itu sendiri
sehingga nampak seakan-akan lembah sungai berbentuk “U” dengan stadia dewasa. Aliran
pada sungai ini cenderung membentuk suatu aliran “braided stream” atau
teranyam karena sungai ini mengendapkan material dimanapun saat sugai tak mampu
lagi membawanya untuk ditransportasikan ke arah hilir.
Sungai Boyong yang merupakan bagian hulu telah mengalami proses
erosi dan sedimentasi yang cukup ekstrim karena banjir lahar beberapa waktu
yang lalu yang memiliki kecepatan arus sangat tinggi dengan kompetensi sungai
yang tinggi pula. Material-material yang dibawa berasal dari zona proximal masih bersifat kental,
menunjukkan bahwa terjangan lahar Merapi yang terjadi beberapa waktu yang lalu
sangatlah hebat yang terlihat dari bongkah-bongkah batuan yang sangat besar
yang tertransport oleh lahar tersebut. Pada beberapa aliran sungai, terlihat
dasar sungai yang tertutup oleh sulfur berwarna kuning yang berasal dari Gunung
Merapi.
Di bagian tebing sungai terlihat endapan dengan sifat matrix supported, sortasi yang buruk,
dan terlihat fragmen berukuran boulder yang
mengambang di matrix yang halus. Hal
ini berarti bahwa fluida yang terjadi sangatlah kental hingga mampu
mengambangkan fragmen berukuran boulder ini.
Fragmen dengan bentuk butir sub-angular ini menunjukkan fragmen belum
tertransport sangat jauh dari sumbernya.
Pada Sungai ini juga terdapat beberapa sabo dam yang dibangun di
atas endapan fluviovulkanik hasil erupsi sebelumnya dan berfungsi menahan
terjangan lahar Merapi namun sudah putus
karena terjangan lahar Merapi.
Stratigrafi
Sungai Boyong mengalir pada satuan morfologi kaki Gunung Merapi,
dan stratigrafi dari Sungai Boyong ini sendiri juga merupakan stratigrafi
Merapi yang terdiri atas Vulkanik Merapi Tua dan Vulkanik Merapi Muda (Rahardjo
dkk.,1977).
-
Vulkanik Merapi Tua
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas
dan tersusun oleh breksi aglomerat dan leleran lava yang lebih bersifat
basaltic daripada Merapi Muda. Berdasarkan dating
C-14, vaulkanik ini menunjukkan umur 4.350-2.870 sebelum 1950 (Wirahadikusumah,
1989).
-
Vulkanik Merapi Muda
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas
dan tersusun atas material rombakan Merapi Tua berupa endapan tufa, pasir, dan
breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating
C-14 menunjukkan umur 1.700 – 340 tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah,
1989).
McDonald dan Partners (1984) membagi satuan ini menjadi 2, yaitu
Formasi Sleman dan Formasi Yogyakarta.
a.
Formasi Sleman, terdiri atas pasir dan
kerikil yang diselingi bongkah dan merupakan kenampakan bagian bawah dari
vulkanik merapi muda.
b.
Formasi Yogyakarta, yang terdiri dari
perselingan pasir, kerikil, lanau, dan lempung. Formasi ini merupakan
kenampakan bagian atas dari Vulkanik merapi Muda.
Potensi positif dari sungai ini adalah sebagai lokasi penambangan
material bahan galian golongan C, karena memang terdapat banyak pasir yang
dibawa oleh lahar Merapi. Sedangkan potensi negatif daerah ini adalah rawan
terjadi gerakan masa seperti tanah longsor pada tebing sungai yang sangat curam
serta ancaman dari banjir lahar yang sangat berbahaya jika terjadi erupsi.
Provenance
Provenance
dari Sungai Boyong ini tentu saja berasal dari hasil hasil lapukan ataupun
transportasi material-material Gunung Merapi. Dan untuk endapan yang dominan
saat ini adalah hasil dari erupsi Merapi tahun 2010 (Merapi muda) yang
terendapkan di atas endapan-endapan fluviovulkanik sebelumnya.
Material-material ini beragam ukurannya, mulai dari bongkah hingga berukuran
pasir. Mineral-mineral seperti hornblenda, kuarsa, feldspar, biotit, serta
mineral-mineral lainnya hadir sangat melimpah dengan ukuran butir pasir
kasar-pasir medium. Litik berwarna abu-abu kehitaman dengan tekstur
porfiroafanitik juga hadir mulai dari ukuran pasir hingga kerakal. Andesite porphyry, pumice, scoria juga
terdapat pada sungai Boyong yang juga berasal dari hasil erupsi Merapi.
Kehadiran boulder yang cukup melimpah
menandakan bahwa arus dari lahar sangat;ah pekat dan berenergi tinggi.
Material-material ini bersifat intermediet, sesuai dengan tipe magma merapi
saat ini dan dengan kehadiran pumis serta skoria menunjukkan bahwa tipe erupsi
yang terjadi juga eksplosif, namun untuk provenance
secara keseluruhan, material-material yang ada di Sungai boyong berasal
dari vulkanik Merapi tua dan vulkanik Merapi muda yang juga tergambar dalam
stratigrafi Sungai Boyong itu sendiri.
ΓΌ
Kondisi Geologi Sungai Code
Sungai Code adalah sungai yang membelah Yogyakarta dan merupakan
anak dari Sungai Boyong. Sungai ini mengalir dari utara ke selatan yang
kemudian bergabung dengan Sungai Opak yang kemudian mengalir menuju ke Samudra
Hindia. Sungai Code ini memiliki pola penyaluran dendritik dengan stadia sungai
yang telah menuju ke arah dewasa atu bahkan sudah dewasa wal. Meandering sudah terjadi pada sungai ini
sehingga dapat juga ditemukan morfologi-morfologi seperti cut off slope, slip off slope serta endapan-sendapan sungai seperti
point bar dan channel bar. Saat ini, ketinggian tebing sungai dari permukaan
sungai adalah 0,5 – 3 meter dan lebar sungai yang mencapai kurang lebih 10-15
meter. Pada saat air meluap, aliran
sungai ini nampak bergelombang, hal ini disebabkan oleh adanya
material-material yang ada di dasar sungai yang secara perlahan ikut bergerak
dan kemudian mengangkat air diatasnya memberntuk geolombang-geolmbang seperti
yang terlihat.
Foto 4: Sungai Code yang terlihat dari Desa Wonokromo
Sumber : Koleksi Betzy Nella Redinoviria
Stratigrafi
Stratigrafi dari Sungai Code ini didominasi oleh Vulkanik Merapi
Muda yang berasal dari hasil rombakan material vulkanik Merapi Tua seperti
breksi, pasir dan tuff yang kemudian bergabung dengan endapan-endapan dari vulkanisme
Merapi muda itu sendiri pada bagian atasnya.
·
Vulkanik Merapi Muda
Berumur Pleistosen atas dan tersusun atas material rombakan Merapi
Tua berupa endapan tufa, pasir, dan breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating C-14 menunjukkan umur 1.700 – 340
tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989), terbagi menjadi :
a.
Formasi Sleman, terdiri atas pasir dan
kerikil yang diselingi bongkah dan merupakan kenampakan bagian bawah dari
vulkanik merapi muda.
b.
Formasi Yogyakarta, yang terdiri dari
perselingan pasir, kerikil, lanau, dan lempung. Formasi ini merupakan
kenampakan bagian atas dari Vulkanik merapi Muda. (McDonald dan Partners, 1984)
Potensi positif dari sungai ini adalah sebagai lokasi penambangan
material bahan galian golongan C dan juga sebagai pengairan dan sumber air yang
cukup penting bagi masyarakat Yogyakarta. Sedangkan potensi negatif daerah ini
adalah ancaman dari banjir lahar yang sangat berbahaya jika terjadi erupsi.
Provenance
Provenance dari endapan-endapan yang dibawa oleh Sungai Code merupakan
material-material rombakan Merapi yang telah mengalami proses transportasi dan
sedimentasi sebelumnya oleh Sungai Boyong dan untuk endapan yang dominan saat
ini adalah hasil dari erupsi Merapi tahun 2010 (Merapi muda). Provenance juga berasal dari
rombakan-rombakan formasi yang ada pada Sungai Boyong dan Sungai Code itu
sendiri berupa kerikil, pasir, lanau dan lempung. Jadi sebenarnya provenance Sungai Code berasal dari
Merapi Tua dan juga Merapi Muda, namun kemungkina telah didominasi oleh Merapi Muda.
Saat ini, unconsolidated
material yang terdapat pada Sungai
Code didominasi oleh material-material fluviovulcanic
berukuran kerakal-pasir (pada Sungai Code bagian atas) yang kemudian menghalus
menjadi material berukuran pasir pada Sungai Code bagian tengah-bawah sebelum
akhirnya masuk ke Sungai Opak. Material berukuran pasir didominasi oleh
mineral-mineral berupa kuarsa, hornblenda, feldspar dan juga litik yang berasal
dari hancuran/rombakan batuan-batuan Merapi. Kerakal juga terdapat pada Sungai
Code bagian atas dengan jumlah yang cukup melimpah dan kerakal ini juga
merupakan pecahan-pecahan batuan yang telah ada sebelumnya yang kemudian
tertransport oleh sungai ataupun pada saat banjir lahar terjadi. Dibandingkan
dengan material yang ada di Sungai Boyong, endapan-endapan pada Sungai Code
rata-rata memiliki ukuran butir yang lebih kecil dimana pada Sungai Code
didominasi oleh material berukuran pasir dan keterdapatan kerakal yang semakin
sedikit dan pada Sungai boyong didominasi oleh pasir namun terdapat boulder-boulder yang merepresentasikan
kekuatan terjangan lahar itu sendiri.
It Should Be Like This :
Gambaran umum hubungan Merapi-Kali Boyong-Kali Code
Merapi
|
Main provenance
|
|
|
|
|
-
Merapi Muda
|
|
|
|
|
-
Merapi Tua
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
RESULT :
|
|
Kali Boyong
|
-
Dominasi pasir dan kerakal
-
Boulder cukup melimpah
-
Stadia muda, lembah “V”
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kali Code
(Bagian atas)
|
-
Stadia dewasa, lembah mulai “U”
-
Dominasi pasir
-
Kerakal cukup banyak
|
|
|
|
Kali Code
(Bagian bawah)
|
-
Meandering
-
Stadia dewasa, lembah “U”
-
Dominasi pasir
-
Kerakal hampir tidak ada
|
|
|
REFERENSI
Rizkiawan, Shandy Nandya,
2011, Laporan Fieldtrip Geomorfologi
(Daerah Merapi – Kulon Progo dan Sekitarnya), Yogyakarta: Tidak dipublikasikan
Srijono, Salahuddin
Husein, Ev. Budiadi, 2011, Buku Ajar
Geomorfologi, Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada
www.scribd.com/doc/50258474/Kondisi-Geologi-Sungai-Boyong, diakses pada tanggal 20 September 2011 pukul
20.30 WIB
www.scribd.com/doc/50672358/KONDISI-GEOLOGI-SUNGAI-CODE, diakses pada tanggal 20 September 2011 pukul
20.30 WIB