Sabtu, 16 Juli 2011

STEREOGRAPHIC PROJECTION

STEREOGRAPHIC PROJECTION :

Explanation And Its Use

Pendahuluan

Dalam dunia geologi struktur yang penuh dengan analisa unsur titik, garis, bidang, dan sudut bahkan perpotongan dan kombinasi antara keempatnya, diperlukan berbagai metode yang dapat digunakan untuk menganalisa unsur-nsur tersebut secara lebih mudah dan praktis serta memberikan hasil yang akurat demi efisiensi kerja namun dengan hasil yang maksimal. Untuk itu, muncullah suatu metode analisa yang cukup praktis dan mudah untuk mengaplikasikannya dalam analisa struktur geologi, yaitu metode Proyeksi Stereografis.

Apa itu Proyeksi?

Proyeksi merupakan suatu metode atau langkah untuk menggambarkan suatu bentuk tertentu menjadi bentuk yang lain dengan cara atau langkah yang tertentu dalam satu bidang atau garis yang disebut sebagai bidang proyeksi atau garis proyeksi.

Lalu, apa itu Proyeksi Stereografis?

Menurut Ragan (1985), proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis. Dengan demikian, proyeksi stereografis adalah suatu metode proyeksi dengan bidang proyeksi berupa permukaan setengah bola. Biasanya,yang dipakai adalah permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere). Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.

Macam-Macam Proyeksi Stereografis

Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain :

1. Equal Angle Projection

2. Equal Area Projection

3. Orthogonal Projection

4. Polar Projection

Masing-masing dari proyeksi stereografis ini memiliki ciri dan hasil proyeksi yang berbeda-beda, namun dalam analisa geometri struktur geologi, tak jarang dibutuhkan kombinasi dari keempatnya untuk menghasilkan analisa geometri yang akurat dan lebih praktis.

1. Equal Angle Projection

Proyeksi ini pada dasarnya memproyeksikan setiap titik pada permukaan bola ke bidang proyeksi pada suatu tutuk zenith yang terletak pada sumbu vertikal melalui pusat bola bagian puncak. Bidang-bidang dengan sudut yang sama akan digambarkan semakin rapat ke arah pusat. Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut sebagai stereogram. Hasil dari equal angle projection adalah Wulff Net.

Gambar 1: Wulff Net hasil dari equal angle projection


2. Equal Area Projection

Proyeksi ini lebih umum digunakan dalam analisis data statistik karena kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Proyeksi equal area merupakan proyeksi yang akan menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan sebenarnya. Hasil dari equal area projection adalah suatu stereogram yang disebut dengan Schmidt Net.

Gambar 2: Schmidt Net hasil dari equal area projection.


3. Orthogonal Projection

Proyeksi ini merupakan kebalikan dari equal angle projection karena pada proyeksi ortogonal, titik-titik pada permukaan bola akan diproyeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi dan lingkaran hasil proyeksi akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi ortogonal disebut sebagai Orthographic Net


4. Polar Projection

Pada proyeksi ini, baik unsur garis maupun bidang tergambar sebagi suatu titik. Stereogram dari proyeksi kutub ini adalah Polar Net atau Billings Net. Polar Net ini diperoleh dari equal area projection, sehingga apabila ingin mendapatkan proyeksi bidang dari suatu titikpada Polar Net, harus menggunakan Schmidts Net.

Gambar 3: Polar Net hasil dari polar projection


Contoh Soal :

1. Gambarkan struktur garis 30° / N 90° E

2. Gambarkan struktur bidang N 90° E / 30°

3. Gambarkan garis dengan trend N 70° E pada bidang N 90° E / 30°

4. Tentukan rake dan plunge-nya

5. Tentukan apparent dip pada bidang N 60° E / 50° pada arah N 100° E

6. Pada suatu lapisan terdapat 2 apparent dip yaitu 30° / N 40° W dan 25° / N 50° E. Tentukan strike dan dip nya

7. Diketahui 2 bidang lapisan dengan strike dip N 30° E / 40° dan N 50° W / 20°. Tentukan kedudukan 2 garis potong bidang dan rake-nya.

8. Tentukan sudut yang dibentuk antara bidang N 30°E / 40° dan dan N 50° W / 20°

Tidak ada komentar:

Posting Komentar